LPM IAIN KENDARI LAKUKAN PENDAMPINGAN REVISI INSTRUMEN SUPLEMEN KONVERSI
Kendari, LPM – Instrumen Suplemen Konversi (ISK) sebagai suatu instrumen yang ditetapkan oleh BAN-PT, digunakan oleh perguruan tinggi atau program studi untuk melakukan konversi peringkat akreditasi dari A ke Unggul, B ke Baik sekali dan C ke Baik. Menindaklanjuti Peraturan BAN-PT No 2 tahun 2020 terkait ISK tersebut, Lembaga Penjamin Mutu (LPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari telah melaksanakan pendampingan penyusunan ISK yang pada hari ini Rabu (22/5/2024) dilanjutkan dengan kegiatan workshop dan pendampingan revisi Instrumen Suplemen Konversi (ISK) di Aula Perpustakaan IAIN Kendari.
Dalam kesempatan itu, Rektor IAIN Kendari, Prof. Dr. Husain Insawan, M.Ag menyampaikan apresiasi dan dukungan langkah yang dilakukan LPM IAIN Kendari untuk segera menyelenggarakan kegiatan pengisian instrumen suplemen konversi. Lanjut Rektor, ISK ini dilakukan dalam rangka peralihan status akreditasi dari baik menjadi amat baik atau baik sekali. Untuk peralihan tersebut tentunya ada aspek yang harus di penuhi.
“Aspek yang harus di penuhi itu tidak boleh dipandang enteng atau sebelah mata. Sebab ketika kita mendeskripsikan dokumen dan menyiapkan physical evidencenya maka tingkat keseriusan kita juga harus terfokus pada ISK tersebut“, katanya.
Rektor juga menekankan pada semua unsur yang terlibat untuk mengikuti pendampingan ini secara seksama sehingga dalam pengerjaan penyelesaian dokumen ISK telah sesuai dengan harapan dan hasil lebih maksimal.
“Selaku pimpinan tentu menyambut baik kehadiran narasumber di IAIN Kendari semoga kehadirannya menunjukan jalan terang, membagi pengalaman melakukan ISK sebagai upaya peralihan status”, ucapnya.
Ditempat yang sama selaku Narasumber, Prof. Dr. Mashuri Masri, M.Kes menyampaikan bahwa ISK merupakan laporan yang sedikit berbeda dengan borang. ISK merupakan instrumen akreditasi tambahan yang digunakan untuk pengambilan keputusan konversi peringkat terakreditasi yang diperoleh dengan Instrumen Akreditasi Program Studi 7 standar menjadi peringkat Akreditasi baru sesuai dengan instrumen APS 4.0.
“Akreditasi bisa dikatakan sebagai sumber nyawa di sebuah perguruan tinggi. Semakin bagus kualitas perguruan tinggi, maka semakin bagus pula akreditasinya”, ucapnya.
Penulis: Tandri Patih