Perkuat Manajemen Resiko, LPM IAIN Kendari Benchmarking Ke UIN Walisongo
Semarang – LPM IAIN Kendari yang didampingi oleh Wakil Rektor I melakuan kunjungan ke UIN Walisongo Semarang dalam rangka benchmarking terkait manajemen resiko. Kunjungan tersebut dilakukan pada taggal 24 Maret 2022.
UIN Walisongo yang diwakili oleh Ketua LPM UIN Walisongo Dr. A. Hasan Asy’ari Ulama’i, M.Ag menyambut kedatangan Warek I dan Tim LPM IAIN Kendari. “LPM UIN Walisongo sangat mengapresiasi kedatangan kawan-kawan dari Kendari guna melihat tata kelola mutu dan manajemen resiko UIN Walisongo. Kami akan berusaha membuka hal-hal yang kami anggap menjadi best-practise kami dalam tata kelola mutu ” sambutnya.
Menyambut baik hal tersebut, Warek I IAIN Kendari Dr. Husain Insawan, M.Ag mengungkapkan rasa terima kasihnya atas sambutan dan penerimaan LPM UIN Walisongo. “Maksud kedatangan kami disini adalah untuk belajar dan sharing pengalaman khususnya terkait manajemen resiko. Kami butuh arahan-arahan dan pandangan dari teman-teman LPM UIN Walisongo Semarang ” tuturnya.
Memulai diskusi mutu pada pertemuan tersebut, ketua LPM IAIN Kendari Dr. Asliah Zainal, M.A menyinggung bagaimana pentingnya sebuah manajemen resiko dari sebuah lembaga perguruan tinggi sehingga semua kegiatan yang dilakukan oleh kampus didasari oleh tingkat resiko yang akan terjadi. Manajemen resiko juga menjadi salah satu tagihan dalam sertifikasi ISO yang akan dilakukan oleh LPM IAIN Kendari pada tahun 2022.
Pemaparan manajemen resiko UIN Walisongo dilakukan oleh Ketua SPI UIN Walisongo. Diketahui bahwa pelaksanaan manajemen resiko di UIN Walisongo Semarang dilakukan secara bertahap. Diawali pada tahun 2020 SPI mewajibkan setiap unit dan lembaga untuk memiliki profil resiko. Profil resiko tersebut dijadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) oleh Rektor. Pada tahun 2021 level capaianya ditingkatkan dimana setiap unit dan lembaga harus melakukan implementasi terhadap manajemen resiko yang telah disusun dan pada tahun 2022 ini statusnya ditingkatkan lagi dimana tingkat implementasi manajemen resiko yang dilakukan harus mencapai 50%. Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan mutu kampus UIN Walisongo.
Dalam pertemuan tersebut juga diperlihatkan bagaimana cara menyusun sebuh profil resiko yang baik yang disesuaikan dengan visi kampus kemudian diturunkan menjadi misi dan dibreakdown dalam wujud kegiatan-kegiatan di unit dan lembaga lingkup UIN Walisongo.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, LPM IAIN Kendari dalam rangka menyelenggarakan sertifikasi ISO yang mewajibkan adanya manajemen resiko akan segera menyusun profil resikonya sendiri sehingga seluruh kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan berbasis resiko.

Mengakhiri pertemuan tersebut TIM LPM IAIN Kendari beserta Wakil Rektor I IAIN Kendari melakukan serah terima cinderamata dengan LPM UIN Walisongo yang dilanjutan dengan sesi foto bersama.(DS).